Oleh : Siska Aprilia )*
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan salah satu pilar penting dalam demokrasi Indonesia. Melalui Pilkada, masyarakat diberi kesempatan untuk memilih pemimpin daerah yang akan memegang kendali atas kebijakan publik, pembangunan, dan kesejahteraan selama lima tahun ke depan. Namun, seiring dengan pentingnya proses ini, muncul fenomena yang meresahkan, yaitu golongan putih (golput) atau tidak menggunakan hak pilih. Golput sering kali terjadi karena berbagai alasan, mulai dari apatisme politik, ketidakpuasan terhadap calon, hingga kurangnya informasi. Padahal, golput bukanlah solusi yang baik bagi masa depan daerah, melainkan dapat mengurangi kualitas demokrasi itu sendiri.
Partisipasi aktif dalam Pilkada merupakan tanggung jawab setiap warga negara yang telah memiliki hak pilih. Pilkada bukan hanya sekadar memilih pemimpin, tetapi juga menentukan arah pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Pemimpin yang terpilih akan memiliki kekuasaan dan tanggung jawab besar untuk mengelola sumber daya daerah, memajukan sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Oleh karena itu, setiap suara yang diberikan dalam Pilkada memiliki makna besar dalam menentukan masa depan daerah.
Ketua KPU RI, Mochammad Afifuddin mengatakan pentingnya peran KPU dalam menyukseskan Pilkada. Sinergi dengan berbagai elemen masyarakat harus diperkuat, pertahankan persatuan, jangan sampai terpecah belah. Pihaknya menekankan bahwa semua pihak memiliki tujuan yang sama, yaitu menggelar pemilu dan Pilkada yang sukses serta berhasil.
Golput sering kali dianggap sebagai bentuk protes terhadap situasi politik yang ada. Namun, penting untuk diingat bahwa golput tidak menyelesaikan masalah. Sebaliknya, golput hanya memperlemah demokrasi dan membuka peluang bagi pemimpin yang kurang kompeten untuk terpilih. Ketika semakin banyak orang yang golput, jumlah suara yang sah akan berkurang, dan ini bisa membuka peluang bagi kelompok atau individu yang tidak memiliki visi yang jelas untuk memimpin daerah.
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Alor, Orias Langmau, mengatakan semua elemen masyarakat memiliki tanggung jawab yang sama dalam mensukseskan Pilkada serentak Tahun 2024. Bawaslu Alor telah mempelajari berbagai hal terkait kerawanan Pilkada pada pelaksanaan sebelumnya, dan hal itu menjadi pelajaran penting untuk pelaksanaan Pilkada tahun ini. Untuk menciptakan Pemilu damai, Bawaslu Alor akan terus melakukan pengawasan, termasuk pada saat pengumuman paslon, pendaftaran, serta pada masa kampanye yang dijadwalkan selama 60 hari dimulai pada 25 September 2024.
Sementara itu, media massa dan teknologi informasi memainkan peran penting dalam menyukseskan Pilkada. Melalui media sosial dan platform digital lainnya, informasi mengenai calon pemimpin, visi, misi, dan program kerja mereka dapat disebarkan secara luas kepada masyarakat. Namun, di era digital ini, masyarakat juga perlu bersikap kritis terhadap informasi yang diterima. Pastikan informasi yang diperoleh berasal dari sumber yang kredibel dan hindari terjebak dalam berita palsu atau hoaks yang dapat mempengaruhi pilihan secara negatif.
Bupati Bengkalis, Kasmarni, turut menyampaikan pentingnya peran semua pihak dalam menyukseskan tahapan Pilkada 2024. Pesta demokrasi ini harus berjalan lancar, aman, dan damai. Pihaknya juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama melawan berita hoaks, provokasi, dan ujaran kebencian yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Untuk mencegah golput dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pilkada, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, perlu ada peningkatan kesadaran politik melalui edukasi dan sosialisasi. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat harus bekerja sama untuk memberikan pemahaman yang benar tentang pentingnya Pilkada dan partisipasi aktif dalam pemilihan umum.
Kedua, akses informasi mengenai calon pemimpin harus diperluas dan dipermudah. Masyarakat harus diberikan informasi yang jelas dan objektif mengenai visi, misi, serta rekam jejak para calon. Dengan demikian, pemilih dapat membuat keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang akurat, bukan sekadar berdasarkan popularitas atau tekanan sosial.
Ketiga, mendorong lingkungan sekitar untuk ikut serta dalam Pilkada. Ajakan dari keluarga, teman, dan komunitas dapat meningkatkan partisipasi pemilih. Buatlah Pilkada sebagai momen kebersamaan, di mana setiap orang merasa bertanggung jawab untuk menggunakan hak pilihnya demi masa depan yang lebih baik.
Pilkada adalah momen penting yang tidak boleh dilewatkan oleh setiap warga negara. Partisipasi aktif dalam Pilkada bukan hanya hak, tetapi juga tanggung jawab sebagai warga negara untuk menentukan masa depan daerah dan bangsa. Golput bukanlah solusi untuk masalah politik, melainkan dapat memperlemah demokrasi dan mengurangi kualitas pemerintahan.
Oleh karena itu, mari sukseskan Pilkada dan tolak golput. Gunakan hak pilih Anda dengan bijak untuk memilih pemimpin yang akan membawa perubahan positif bagi masyarakat dan daerah. Dengan berpartisipasi dalam Pilkada, masyarakat turut serta dalam membangun bangsa yang lebih baik, adil, dan sejahtera.
)* Penulis merupakan mahasiswa S2 di Jakarta.