Oleh: Farhan Zhafran )*
Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur menjadi salah satu proyek strategis pemerintahan Presiden Joko Widodo. IKN dirancang sebagai kota masa depan yang inovatif, hijau, dan modern, menjadi simbol kemajuan Indonesia dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
Langkah Jokowi untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan didorong oleh kebutuhan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi Jakarta, seperti kepadatan penduduk dan penurunan tanah. IKN diharapkan mampu mendistribusikan pusat ekonomi dan pemerintahan secara lebih merata di luar Pulau Jawa.
Desain kota masa depan IKN menekankan konsep kota hijau dengan penggunaan energi terbarukan. Jokowi memastikan bahwa IKN akan menggunakan teknologi canggih dan ramah lingkungan, menjadikan kota ini sebagai pionir dalam penggunaan energi berkelanjutan di Asia Tenggara.
Selain itu, menghadirkan kembali hutan tropis di tengah modernisasi ibu kota, Wanagama Nusantara menjadi simbol komitmen Indonesia dalam menjaga kelestarian alam dan keberlanjutan. Fasilitas hijau di IKN kembali bertambah saat Presiden Joko Widodo meresmikan kawasan Wanagama Nusantara yang berada di Zona Rimba Kota B, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), IKN, pada Jumat, 13 September 2024.
Pencanangan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat kelestarian lingkungan dan pendidikan berkelanjutan di IKN. Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Profesor Ova Emilia, menjelaskan bahwa Wanagama Nusantara merupakan bagian dari strategi besar pengelolaan hutan dan restorasi yang diterapkan di Kalimantan. Hutan ini dirancang sebagai pusat pendidikan dan penelitian terkait keberlanjutan dan perubahan iklim. Wanagama Nusantara diharapkan dapat mereplikasi kesuksesan Wanagama di Yogyakarta dalam hal restorasi dan reforestasi hutan, terutama di Kalimantan.
Presiden Jokowi turut menyaksikan penandatanganan kerja sama antara Plt Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Basuki Hadimuljono, dan Universitas Gadjah Mada yang diwakili oleh Rektor UGM, Profesor Ova. Kerja sama ini bertujuan untuk membangun ekosistem lingkungan berkelanjutan di kawasan Wanagama Nusantara, yang mengambil inspirasi dari konsep Wanagama UGM di Yogyakarta.
Setelah penandatanganan kerja sama, Presiden Jokowi bersama rombongan melakukan penanaman pohon Tengkawang (Shorea pinanga) di sekitar area Wanagama Nusantara IKN sebagai simbol dukungan terhadap upaya restorasi hutan di Kalimantan. Penanaman ini mempertegas komitmen pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan di IKN.
Wanagama Nusantara yang diinisiasi oleh UGM menjadi wujud komitmen mendukung pengembangan IKN sebagai kota hutan cerdas atau smart forest city. Kawasan hutan ini, yang terletak di KIPP IKN, Kalimantan Timur, mencakup luas 621 hektare. UGM berharap kehadiran Wanagama Nusantara dapat mendukung visi IKN sebagai Forest City, yang merupakan salah satu prioritas utama Presiden Joko Widodo sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 22 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara.
Keberadaan Wanagama Nusantara juga merupakan bagian dari komitmen UGM untuk mendukung pembangunan IKN sebagai kota yang berkelanjutan. Dengan program utama seperti pengembangan zonasi hutan pendidikan, restorasi, reforestasi, dan penanaman tambahan, diharapkan Wanagama Nusantara dapat menjadi jendela dunia tropis.
Sebagai hutan pendidikan dan penelitian, Hutan Wanagama Nusantara terintegrasi dengan berbagai disiplin ilmu dan fakultas di UGM. Kawasan ini diharapkan menjadi model restorasi hutan hujan tropis dalam mengelola hidrologi dan iklim mikro di IKN serta melestarikan jenis tanaman asli hutan hujan tropis yang terancam punah.
Wanagama Nusantara mereplikasi kesuksesan UGM dalam merehabilitasi lahan kritis melalui Hutan Pendidikan Wanagama di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hutan Wanagama di Gunungkidul pertama kali diinisiasi pada 1963 oleh tokoh-tokoh dari Fakultas Kehutanan UGM, dengan tujuan memberikan contoh rehabilitasi lahan kritis dari sisi ekologis maupun sosial ekonomi.
Sebagai sarana pengembangan beberapa klaster ilmu yang mendukung ekosistem IKN, UGM juga merancang pendirian Institute for Future Life sebagai salah satu fasilitas pendidikan dan penelitian dengan konsep bangunan cerdas dan hijau di Wanagama Nusantara. Institut ini diharapkan menjadi pusat inovasi pendidikan berkelanjutan.
Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air, Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN), Pungky Widia Rianto, menjelaskan bahwa Hutan Wanagama Nusantara memiliki luas 621 hektare, dengan tahap awal pengembangan seluas 28 hektare. Dalam pengembangan selanjutnya, ekspansi akan dilakukan berdasarkan zonasi, mulai dari zona hutan tropis, hutan energi, hutan farmasi, hingga hutan untuk ekowisata.
Hutan ini tidak hanya akan digunakan oleh peneliti dan mahasiswa, tetapi juga akan menjadi tempat pembelajaran bagi masyarakat umum dan pelajar di semua jenjang pendidikan. Diharapkan, Wanagama Nusantara dapat menjadi simbol penting bagi upaya konservasi dan pendidikan di tengah perkembangan modernisasi Ibu Kota Nusantara.
Proyek IKN mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk investor nasional dan internasional. Aktif mempromosikan IKN di berbagai forum global, menekankan bahwa pembangunan kota ini akan menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam hal pembangunan kota yang cerdas dan berkelanjutan.
Dengan visi besar dan komitmen kuat, Presiden Jokowi berupaya mewujudkan IKN sebagai simbol transformasi Indonesia menuju era baru. Kota masa depan ini diharapkan tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga menjadi contoh keberhasilan pembangunan berkelanjutan di tingkat global.
)* Penulis adalah mahasiswa tinggal di Bandung